Dimentori bang Nasidi dan kik Mi'an, anak-anak SMPN I Damar belajar anyam-anyaman di objek wisata alam Tebat Rasau, (17/3). Kegiatan luar kelas ini dimanfaatkan untuk hal-hal positif, ditujukan pada anak-anak SMP untuk belajar kearifan lokal di Belitung Timur salah satunya membuat anyam-anyaman nantinya akan menjadi berbagai produk ekonomi kreatif seperti tikar, tas souvenir dan lainnya. Disamping belajar kearifan lokal di Belitung Timur, mereka juga diajarkan sejak dini bagaimana menjaga kelestarian alam dengan filosofi bersahabat dengan alam pasti kita akan mendapat banyak manfaat kebaikan dari alam tersebut.
Tebat rasau adalah nama sebuah rawa yang banyak terdapat tumbuhan rasau (pandanus helicopus) dan berbagai jenis ikan endemik yang hidup didalamnya, tebat rasau terletak di Desa Lintang Kecamatan Simpang Renggiang - Belitung Timur. Bang Nasidi ketua kelompok sadar wisata/Pokdarwis lanun Tebat Rasau bersama rekan - rekannya aktif dalam menjaga dan memilihara kelestarian alam tebat rasau, hingga kini tebat rasau menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.
Mentored by Mr. Nasidi and his friend Mr. Mi'an, a state junior high school students - Damar were learned to weave in tourist attraction basic of nature Tebat Rasau, (17/3). The students were studied how to love the local wisdom of East Belitung, one of it is a weaving which will producing local creative economy products. Tebat rasau is the name of a swamp that has many rasau plants (pandanus helicopus), endemic fish that live in it and the life of river fishermen, tebat rasau is located in Lintang village, the District of Simpang Renggiang - East Belitung. Mr. Nasidi, his daily appears simple and active with his colleagues in managing and maintaining the preservation of the environment tebat rasau..nowday, it becoming a tourist attraction that visited by many tourists.