Maras taun adalah sebuah tradisi yang diselenggarakan setiap tahun di desa/kampong di Belitung Timur dan pulau belitong pada umumnya.
Maras Taun sendiri berasal dari dua kata yakni “Maras” yang berarti memendekkan atau memotong dan “Taun” yang berarti tahun. Maras Tahun sendiri digelar untuk memperingati agenda satu tahunan pesta rakyat yakni merayakan masa penen raya.
Ritual pada maras taun dipimpin oleh dukun (pemangku adat). ‘’Marastaun diadakan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas hasil panen yang baik setelah didahului dengan masa tanam padi.
Di Belitung Timur sebelum pandemi Covid-19, Acara pelestarian tradisi maras taun biasanya diselenggarakan oleh Disbudpar Belitung Timur berkerjasama dengan pemerintah desa serta masyarakat setempat. Pelestarian tradisi maras taun merupakan agenda tahunan, dengan tempat pelaksanaan yang berbeda di desa/kampong di Belitung Timur.
Acara ini, diisi dengan berbagai penampilan seni dan makanan khas belitong diantaranya gangan lepat (merupakan menu khas/wajib pada maras taun), tari selamat datang, lesong ketintong, beripat, antu bubu dan lain-lainya yang dipersembahkan oleh masyarakat maupun sanggar seni budaya.
Pelestarian tradisi maras taun diselenggarakan untuk menggali dan melestarikan tradisi, seni dan budaya belitong di Belitung Timur, sebagai potensi wisata budaya dalam rangka menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Belitung Timur.
Tetap mematuhi protokol kesehatan/prokes untuk menghindari penyebaran covid-19, wisatawan bisa berkunjung ke Belitung Timur.
-
Marastaun is a traditions that held annually by villages in East Belitung specially (custom territory) and belitong island generally.
The ritual at Maras taun was lead by Customary Leaders (Dukun/pemangku adat). ‘’Maras taun held as a form of gratitude to the omnipotent God over the good harvest after being preceded by the planting period.