‘’Memajukan pariwisata memerlukan proses yang bertahap, tidak bisa diwujudkan dengan instan atau semudah membalikan telapak tangan. Salah satu tantangannya adalah mindset/pola pikir masyarakat, seperti kita ketahui bersama bahwa saudara-saudara kita ini adalah penambang timah. Dengan menambang mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan uang. Tetapi tambang adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui suatu hari akan berkurang bahkan habis. Oleh sebab itu kami, Disbudpar Beltim terus berupaya memajukan sektor pariwisata sebagai sokoguru perekonomian masyarakat di Belitung Timur’’..ujar Evi Nardi.
Dengan menghadirkan beberapa orang narasumber yang berkompeten terkait tema dibawah ini, satu diantaranya Evi Nardi, S.Sos Kadisbudpar. Belitung Timur. Obrolan tersebut diikuti oleh kelompok akademisi, komunitas penggiat pariwisata Belitung/Belitung Timur, BUMDes dan masyarakat Desa Lilangan. Obrolan pintar bersama Centrum Arete Institute mengusung tema ‘’UMKM, BUMDes dan pariwisata sebagai sokoguru perekonomian masyarakat ditengah pandemi COVID19’’. Obrolan ini diselenggarakan dibalai pertemuan serba guna Desa Lilangan Kec. Gantung - Belitung Timur, (28/8).
Pariwisata adalah sektor multiplier effect, pembangunan sektor ini akan berpengaruh pada sektor lainnya. Aktivitas kepariwisataan berkaitan erat dengan kreativitas masyarakat melalui produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM dan BUMDes. Sinergitas antara pariwisata, UMKM dan BUMDes diharapkan akan menghasilkan manfaat yang besar sebagai sokoguru perekonomian masyarakat ditengah pandemi COVID-19 maupun sesudahnya di Belitung Timur.
Needed to build a human resource especially their mindset for sustainability tourism sector development in East Belitung Regency. Therefore, collaboration tourism sector with creativity products that organizied by UMKM (micro, small, medium enterprises program) and BUMDes (village-owned enterprises) is very important. Because tourism sector is a multiplier effect, it can good impact for other sectors.